Powered By Blogger

27 Okt 2010

Jalanku Kembali pada Cinta




Part 1



Aku berjalan dalam kesendirian, aku seperti tertidur dalam bayang-bayang  keindahan masa lalu, mencoba selalu mengingat dan menjaga kenangan, memeluk dan merangkulnya agar tak satupun yang bisa merenggutnya dariku. Aku berusaha mencari jalan untuk berpijak, dan setiap aku mencoba melangkah, aku gamang..sibuk menilai apa ini jalan yang tepat untuk ku berpijak. Aku terlalu takut dengan jalan yang aku pilih, takut jalan ini akan mengambil kenangan ku, atau menambah kenangan baru yang ternyata lebih membunuhku.

Lama aku bersahabat dengan air mata, sehingga sinaran lembut mataharipun telah lelah menghapus air mata itu. Tapi aku bersyukur pada malam yang masih rela menyelimutiku dan setia menyembunyikanku dari kilauan mentari yang bisa mengumbar perihku.

Aku buta, hingga aku tidak tahu bahwa ternyata mereka masih hidup berdampingan dengan waktu, menikmati keramahan pagi, berkejaran dengan kesibukan siang, dan melepas lelah bersama sinsingan matahari yang meredup. Sedangkan bagiku waktu tidak penting, aku terlalu sibuk dengan hari-hari yang semakin dekat, hari eksekusiku. Mengapa tidak ambil saja nyawaku saat ini, dan kenapa harus menunggu esok? Agar mereka semua tahu? Atau agar mereka menyaksikan dan mengasihani nasibku? Atau…inigin mempertontonkan kebodohanku? Kebodohan gadis kecil yang telah lancang menginginkan kebahagiaan lebih.

Jangankan menginginkan, memimpikan saja tidak pantas untukku. Tapi keindahannya terlalu merayuku untuk berharap lebih, sehingga aku tidak takut untuk menerima konsekuensi seperti ini, E K S E K U S I. Seharusnya aku tetap menjadi gadis biasa layaknya gadis seumuranku waktu itu, bukan gadis lancang yang akhirnya menunggu lahan eksekusi.

Eksekusi disini bukanlah hukuman mati layaknya tahanan di penjara yang melakukan kesalahan tak termaafkan, melainkan lebih dari itu. Dibunuh secara cepat lebih baik daripada dibunuh secara perlahan, menikmati tiap kesakitan, kepedihan, dan ketakutan tapi masih diberikan kesempatan untuk menjalani hari. Tragis memang..



Akupun meredup,,meringkuk di sudut sana. Menghindar dari tatapan mereka yang mengasihaniku. Aku tak ingin dikasihani, aku hanya ingin disini, tidak beranjank sampai matahari bisa menunjukkan aku jalan yang bisa aku tempuh lagi. Tapi…harapan untuk menemukan jalan yang baru terlalu berlebihan, untuk berdiri saja aku tidak mampu.

Kebahagiaan ku telah dirampasnya..menyiksaku dengan cara terbaik yang pernah ada. Menawarkan senyuman, janji dan impian dan meruntuhkannya dengan satu cara yang paling hebat. Yah..dia telah berhasil melumpuhkanku hingga aku terpuruk disini..

Terkadang aku ingin terbang bersama angin, berharap angin bisa membebaskanku dari belenggu ini untuk sejenak. Membawaku ke langit dan dari sana aku bisa bersembunyi. Tapi salah,,angin pun tak sudi membawaku, ia terlalu takut tertular kesialanku. Apa aku yang tidak pantas merasa bahagia atau bahagia bukan bagian dari takdirku? Entahlah, kepalaku sudah terlalu lelah menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik, toh aku telah salah melangkah dari awal. Terlalu lelah menyimpan rekaman masa lalu dan terlalu sibuk menikmati kebahagiaan walaupun dengan mengingat potongan demi potongan masa lalu. Aku tak peduli lagi jika ini takdirku..

Disinilah aku, disudut sana, untuk waktu yang agak lama. Entah berapa lama, harian, mingguan mungkin. Atau…bulanan bahkan hingga tahunan, aku masih saja tidak bisa beranjak. Menikmati kepedihan demi kepedihan dengan caraku sendiri. Mencoba mengikhlaskan walau itu adalah hal yang terberat yang bisa aku lakukan saat itu. Tidak ada yang tahu, tidak kamu, tidak dia, tidak mereka.

Hanya aku dan Tuhanku yang tahu, mungkin aku telah mati!!!

1 komentar:

  1. Hy lam kenal......
    nama Q Sigit nak UNP, baru blajar ngeblog nih...
    eh, jangan heran dulu, q cowok koq, tapi yg poto profilnya cewe gw, hehe
    tukeran link yukz...

    jangan lupa kunjungi blog git y..
    http://mardalenifitri.blogspot.com/

    BalasHapus